Ismail Marzuki
Hampir malam di Jogja, ketika keretaku tiba
Remang-remang cuaca, terkejut aku tiba-tiba
Dua mata memandang, seakan-akan ia berkata:
Lindungi aku pahlawan, daripada si angkara murka
Sepasang mata bola, gemilang murni mesra
Telah memandang beta, di Setasiun Jogja
Sepasang mata bola, seolah-olah berkata:
Pergilah pahlawanku, jangan bimbang ragu, bersama doaku
Sepasang mata bola, dari balik jendela
Datang dari Jakarta, ‘nuju medan perwira
Kagum ku melihatnya, sinar nan perwira rela
Hati telah terpikat, semoga kelak kita berjumpa pula
Hampir malam di Jogja, ketika keretaku tiba
Remang-remang cuaca, terkejut aku tiba-tiba
Dua mata memandang, seakan-akan ia berkata:
Lindungi aku pahlawan, daripada si angkara murka
Sepasang mata bola, gemilang murni mesra
Telah memandang beta, di Setasiun Jogja
Sepasang mata bola, seolah-olah berkata:
Pergilah pahlawanku, jangan bimbang ragu, bersama doaku
Sepasang mata bola, dari balik jendela
Datang dari Jakarta, ‘nuju medan perwira
Kagum ku melihatnya, sinar nan perwira rela
Hati telah terpikat, semoga kelak kita berjumpa pula