Abdul Hadi W.M.
menyapaku, "Masuklah, jika kau pencinta
Dan luka dalam kalbumu berasal
dari duri tangkai mawarku."
"Aku selalu terbuka setiap kali kau datang
Setiap kali kau pergi dan datang lagi.
Ruang-ruang di dalam rumahku
ialah tempat bercermin bagi dirimu
Jika kau datang, tembok-temboknya
akan menjelma ratusan tirai
Hanya kobaran air mata dapat menyingkap
Datanglah dengan rindu
Dari asing ke asing kau telah berjalan
Meninggalkan kehampaan di tanganmu
dari kini ke kini
Antara ada dan tiada. Datanglah
Jika kau adalah aku, jika setiap
bisikan yang memanggilmu terasa gaduh
Jika pintu adalah pintu, dan apa saja yang di luar
harus masuk ke dalam, mencinta
dan apa saja yang di dalam harus ke luar
Jika langkah membaur antara kerinduan
dan tarikan cahaya." Kemudian dia pergi
Dan aku menyusulnya ke jalan lain
Ke pintu lain -- ke malam-malam
Ke buku-buku, ke tempat
Mereka yang terperangkap ada dan tak ada
"Masuklah, jika kau adalah pencinta
dan aku adalah yang kau cintai
Jika setiap getaran mengintai
dan terjumpa olehmu, jika kefanaan
Menjelma cahaya di tengah mendung
Jika kau `adam, lautan kehampaan
di mana ikan senantiasa dijala
oleh jaring keberadaan."